Dua Tahun Perjalanan





Tidak menyangka bahwa tema ini yang akhirnya mendorongku untuk kembali menulis blog setelah sekian lama terhenti karena mentok di ide dan stag dalam penulisan, washing time ke hal-hal yang tidak penting, dan bingung sama apa yang harus dikerjakan. 
Kita mulai. Bismillah. 

Alhamdulillah 2 tahun pernikahan, sebelum menikah kami hanya saling menyapa dari jarak jauh beda Provinsi antar Serang dan Malang yang membuat kami tidak intens dalam komunikasi. Setelah menunggu suami menyelesaikan S2 nya kami pun memutuskan untuk menikah. Saya risign dari pekerjaan dan pindah ke kota Malang mengikuti suami karena dari dulu saya ingin sekali bisa tinggal ke Kota Malang. Setelah acara pernikahan 3 hari kemudian kami terbang ke Malang untuk mengurus tempat tinggal baru. Sebelum menikah suami sudah menyiapkan rumah kontrakan untuk akan kami tinggali, Kami belanja ala kadar untuk mengisi rumah kontrakan itu. 

Pernikahan ditahun pertama sangat menikmati perjalanan profesi baru yaitu menjadi seorang istri,  mencoba masak-masak apa saja yang belum pernah dicoba, menanti suami pulang kerja, beres-beres rumah.  Mengisi hari - hari  sembari istirahat berharap dalam satu tahun pernikahan hadir seorang bayi lucu ditengah-tengah kami. Ada rasa sedih ketika ternyata ada sepupu hamil lebih dulu padahal jarak hari pernikahan kami tidak lama. Hampir disetiap bulan saya menangis karena mensturasi dan suamilah yang selalu menggenggam erat tangan dikala curhat jika ada yang berkata menyinggung hati tentang seorang anak, bolak balik dokter sudah kami jalani. Kami pun mengambil jeda untuk tidak sering kontrol. 

Masuk di tahun ke 2 saya mulai menata hati untuk tidak terus menangis karena rasanya saya terlalu egois merasa paling sedih, bisa jadi suamiku juga ikut sedih. Dan dialah yang paling perhatian untuk menghibur  entah diajak jalan-jalan, makan makanan apa pun yang disukai, temenin jalan pagi sambil becandaan. ditengah-tengah sedih yang mendalam Suamiku selalu bilang untuk tetap tegar jangan tanyakan kepada Allah kenapa ? diluar banyak pasangan yang jauh lebih banyak pengorbanaannya dibandingkan kita. dan gak boleh putus asa. kami terus berikhtiar dan terus berdoa agar diberi keiikhlasan dalam menjalani masa penantian ini. 

Di tahun ke 2 ini dimana fase sifat asli kami keluar semua, dipernikahan ini kami terus belajar untuk bisa saling memahami  dalam hal apapun, terkadang  permasalahan yang datang membuat kami  bertengkar. Tapi kami mulai bisa untuk mengelola pertengakaran agar tidak panjang tidak dengan membiarkan tapi menyelesaikan. Kami mulai bisa memanaj ego masing-masing sehingga hal ini membuat kami jarang sekali bertengkar dengan hal-hal receh. 

Ditahun ini saya memutuskan mulai sedikit menerima proyek-proyek kecil bersama senior waktu kuliah dulu, tentunya atas izin suami dan suami sangat mendukung setiap langkah yang saya ambil tanpa melupakan tugas utama sebagai istri. Pekerjaan ini saya ambil untuk bisa lebih produktif, mengisi kegiatan dan ingin membuktikan kepada inner cicle sekitarku bahwa walaupun seorang istri bekerja dia tetap dibawa suami, tidak sebagai ajang besar-besaran gaji dan kemudian bisa saling mengendalikan keinginan suami atau istri. karena akhir-akhir ini saya sering disudutkan karena belum punya penghasilan sendiri dan dianggap sebelah mata oleh orang-orang yang sebenarnya harus mendukung langkah istri dalam hal taat dengan suami. 

Dua tahun pernikahan buatku bukan jalan yang mudah tapi juga bukan jalan yang tidak ingin dilalui, Pernikahan itu ibadah sepanjang masa, banyak pahala untuk seorang istri dengan hanya taat pada suami sudah mendapat pintu tengah surga. MashaAllah. 
Benar adanya ketika kita mencintai pasangan hanya karna dasar cinta dan sayang maka pernikahan itu akan mudah berakhir tetapi jika dasarnya karena ibadah maka ketika sayang kita berkurang Allah tambahkan ketika sayang menipis Allah tebalkan. 

Hal yang paling disyukuri dalam hidup bahwa Allah mempertemukan saya dengan suamiku melaluinyalah saya menemukan versi terbaik dari diriku.  Tetap sama-sama ya sampai ke Jannah-Nya dan berkempul bersama.. 

Maafkan isi blogku yang sebagainnya curahanhati tapi semoga ada hal baik yang bisa dipetik, Amiin.. 
tolong share cerita pernikahan tahun pertama dan kedua teman-teman ya. semoga menjadi pelajaran berharga buat aku.

Cherrs.. !

Komentar

  1. Masya Allah mba. Aku belum menikah mba, doain aja ya :)
    Kalau kata temenku rezeki orang yang udah menikah tuh nggak sama. Ada yang langsung diberi momongan atau yang ditunda mungkin disuruh pacaran dulu hehehe
    Jadi nanti kalau saatnya diberi momongan sudah lebih siap dari berbagai sisi.

    BalasHapus
  2. Seru yaa menikah tanpa pacaran.. Islam luar biasa membuat aturan yang sarat hikmah. Hmm 2 tahun pernikahan ya?? Hampir mirip juga, baru di usia 1,5thn pernikahan baru dipercaya Allah untuk bisa hamil. Disaat aku sudah sebodo teuing ga mikir hamil lagi fokus sama q time berdua, eh alhamdulillah dikasih rezeki. Percaya deh rezeki(termasuk anak), maut, jodoh itu hak PREROGATIVE Allah, kita selow aja sambil terus ikhtiar. Anggapan orang lain?? Anggap aja nyanyian nina bobox (^o^)

    BalasHapus
  3. Mbaaa i feel you..
    .
    Perkuat ikatan dengan suami
    Pahami ilmu pernikahan dari sisi agama
    .
    Konsep qadha qadar
    .
    In syaa allah
    Kebahagiaan hakiki yg di dapat
    .
    Barakallah mba atas tulisannya

    BalasHapus
  4. Semangat mbak..... jodoh dan anak adalah titipan Allah, insyaAllah akan tiba di saat yang tepat. Saya juga dulu menunggu 3 tahun kemudian Allah karuniakan putra, alhamdulillah. Semoga mbak Putri selalu sabar dan tawakal...

    BalasHapus
  5. masyaa allah, masih 2 taun pernikahan but still counting, insyaa allah :) semoga Allah karuniakan putra putri yang menjadi qurrota a'yun untuk mbak & suami di waktu yang paaaaling tepat ❤️

    BalasHapus
  6. Mba malang juga? Aku juga malang hihi
    Insyaa Allah seger diberikan momongan diwaktu yang tepat ya mbaaa

    BalasHapus
  7. Dua tahun pernikahan bagi saya adalah masa-masa yang indah dan sulit. Masa indahnya pacaran setelah nikah, dan masa sulitnya saling mengerti/memahami sifat pasangan yang tidak kita sukai. Pokoknya Komunikasi adalah Kunci... Hehehe...
    Semangat mbak... Peluk dari jauh. Semoga segera Allah karuniakan anak-anak (keturunan) yang sholih/sholihah sebagai penerus perjuangan.. aamiin...
    Sesama domisili di Jatim nih, sy di Kediri mbak... Salam kenal... :)

    BalasHapus
  8. Semangat terus ya Mba, smoga Allah segerakan rejeki anak utk mba dan suami...
    Nikmati aja masa ini, krna nanti klo sdah ada anak pasti merindukan masa² berduaan ma suami, heheheh

    BalasHapus
  9. Menikah memang banyak critanya mba, yg pahit dan manis. Smoga jadi keluarga samawa dan segera diberi momongan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer