Belajar Sabar dari Berkebun

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Teman-teman


Tahun ini tahun ke 2 sudah saya dan suami pindah kontrakan walaupun sempat galau diawal-awal untuk pindah karena di kontrakan sebelumnya kami sudah nyaman akan tetapi ada beberapa pertimbangan yang membuat kami harus pindah mencari lokasi yang sesuai dengan keinginan kami. Karena kami sudah suka dengan suasana Perumahan ini maka kami memutuskan untuk pindah tapi masih satu perumahan. Setiap jogging kami sempatkan keliling perumahan untuk mencari-cari  kontrakan. Alhamdulillah akhirnya kami menemukan rumah yang  kami cari dan ada halaman kecil di depan rumah buat menyalurkan keinginan berkebun kami. 

Setelah pindah rumah dan karena kesibukan masing-masing halaman depan rumah belum kami sentuh sama sekali dan kemudian datanglah hari dimana Covid 19 masuk ke daerah kami dan suami pun WFH (work form home) kami sempat bosan dengan rutinitas yang dirumah aja akhirnya kami memulai untuk berkebun kecil-kecilan di depan rumah. Waktu itu kami beli benih di Superindo yang menjadi awal untuk memulai berkebun.

 Sore hari halaman depan rumah mulai kami bersihkan dari gulma dan rumput-rumputan, suami sangat telaten membuat bedengan dan tempat semai untuk menanam. kali ini kami memilih menanan sawi dan bayam merah sebagai permulaan berkebun. ternyata benih bayam itu sangat kecil yang sempat membuat kami debat harus menyemai seperti apa. kemudian setiap hari dipantau perkembangannya ternyata benih bayam merah yang paling terlambat tumbuhnya, karena kami asal tabur bayam merah tumbuh keroyokan hehehe (jangan ditiru ya ) mungkin agar rapi jika ditabur dengan hati-hati. 

Setelah bayam merah dan sawi cukup umur kami pun pindah tanam tapi yang ribetnya bayam merah karena dengan batang dan akarnya yang sangat gampang patah saya ragu untuk mindahinnya kalo menurut suami harus pindah agar cepat tumbuh, akhirnya kami pindah tanam bayam merah  dan sawi dengan hati-hati. Jangan dibayangin ya benih sebanyak itu hehehe.. dan ternyata benar bayam dengan cepatnya tumbuh sementara sawi daunnya jadi tidak lebar seperti di pasar. Mungkin karena tidak menggunakan pestisida atau pupuk non organik ditambah halaman rumah kami tidak begitu sempurna matahari untuk masuk. 

Seperti Peribahasa yang tidak asing lagi "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian"  Yup... benar saja, disaat saya lagi suka-sukanya untuk green smothies dan harga sayur organik yang mahal dengan menaman sayuran organik sendiri mempermudah saya untuk bisa menikmati green smothies dengan sayur organik tentunya di mix dengan sayuran yang saya beli dipasar. Disaat belum sempat ke pasar dan stok sayur dikulkas habis hanya perlu beberapa langkah saya sudah punya sayur untuk di masak. MashaAllah nikmatnya punya kebun. Akhirnya kami termotivasi untuk ingin menanam sayuran lainnya, 

Semoga cerita singkat saya tentang berkebun ini membawa manfaat ya buat teman-teman, saya yakin teman-teman pasti sudah sangat paham soal nanam-menanam sayuran, silahkan teman-teman share juga ke saya yaa.. 

Yuk kita pergunakan sekecil apapun halaman rumah untuk bisa menghasilkan aneka sayuran yang inshaAllah lebih aman dan sehat. 

Enjoy  ^^

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Komentar

Postingan Populer